Selasa, 20 Maret 2012

Kerajinan Tangan Khas Pulau Lombok


Wisata Kerajinan Masyarakat Beleke
Jauh sebelum Pulau Lombok menjadi salah satu destinasi wisata dunia, desa Beleka yang terletak hanya 15 km ke arah timur kota Praya sudah dikenal sebagai pusat kerajinan tangan. Selama sudah hampir tiga dekade desa ini menjadi salah satu desa yang menjual kerajinan Lombok untuk dipasarkan di Pulau Bali. Kerajinan tangan yang dihasilkan adalah rotan, ketak, kerajinan kayu dan juga keris. Pengerajin di desa ini juga ahli dalam memodifikasi kerajinan-kerajinan dari daerah lain menjadi lebih menarik bagi pembeli asing.
sumber :www.lombok-travelnews.com/id/kerajinan-tangan-lombok.htm

Tuak,

indosiar.com, NTB - Di Desa Karang Bayan, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, minum tuak telah menjadi bagian dari keseharian warga setempat.

Tuak adalah sejenis minuman lokal, yang mengandung alkohol, terbuat dari buah enau. Pembuatan tuak menjadi mata pencaharian sebagian warga Desa Karang Bayan. Bahkan ada ritual dalam pembuatannya.

Berdasarkan kepercayaan turun-temurun, sebelum dipotong, cabang enau dipukul-pukul oleh semacam pemukul terbuat dari kayu boro. Proses ini dilakukan selama setengah jam terus menerus, selama tiga hari berturut-turut. Ritual semacam ini dilakukan pada pohon enau, yang baru pertama kali akan disadap airnya. Konon, kalau tidak dipukul-pukul dengan kayu boro, air enau tidak mau keluar.

Pohon enau yang menghasilkan air, lazimnya telah berumur dua tahun. Cabang yang produktif, dapat menghasilkan air selama enam bulan terus menerus. Ketika mencapai umur tiga tahun, biasanya pohon enau tidak lagi produktif.

Setelah air enau tertampung, potongan kayu dari pohon kurut, dimasukkan ke dalam periuk. Potongan kayu ini berguna sebagai campuran pembuat tuak manis. Selanjutnya, tuak pun siap diminum. Minuman asli dari alam ini, hanya bertahan selama satu hari. Makin lama tuak, makin asam minuman tersebut, sebelum akhirnya menjadi cuka.

Biasanya dalam satu hari, satu pohon enau dapat menghasilkan 15 sampai 30 botol tuak, masing-masing berisi setengah liter. Satu botol dijual 400 rupiah kepada pembeli. Pembeli yang telah menjadi pelanggan pemilik kebun, biasanya menjual kembali tuak tersebut, dengan harga 1.500 hingga 2.000 rupiah per botol.

Bagi yang tidak biasa, minum tuak sebetulnya dapat memabukkan. Kadar alkohol tuak cukup tinggi, bisa mencapai lebih dari 10 persen, sementara minuman bir hanya lima persen.

Namun demikian, tuak tampaknya telah mendarah daging dalam keseharian masyarakat Lombok. Setiap sore, sepulang bekerja di sawah, para pria memiliki kebiasaan melepas lelah, dengan duduk bersantai di halaman rumah. Sambil mengobrol, bercengkrama ataupun bernyanyi, mereka meminum tuak.

Minuman keras tradisonal ini juga senantiasa hadir dalam setiap hajatan. Selesai melaksanakan sebuah upacara tradisional, apakah itu perkawinan, kikir gigi, ataupun khitanan, masyarakat setempat biasa menutup acara dengan minum tuak. Karena telah terbiasa, tuak yang sebetulnya berkadar alkohol cukup tinggi, tidak membuat mereka mabuk. Dan sesungguhnya, memang tidak terbersit di dalam benak mereka, untuk bermabuk-mabukan. Minum tuak bagi mereka, hanyalah sebuah kebiasaan.

Tuak memang telah menjadi bagian dari tradisi setempat, selama setidaknya 13 generasi. Yaitu sejak berdirinya Desa Karang Bayan. Dari tuak ini pula, warga setempat bisa menghidupi keluarga mereka.(Idh)

Selasa, 13 Maret 2012

RUMAH TRADISIONAL

Orang Lombok mengenal beberapa jenis bengunan tradisional yang dijadikan sebagi tempat tinggal sekaligus tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan adat maupun spiritual keagamaan balk untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan masyarakat. Adapun jenis jenis bangunan tradisional itu seperti bale jajar, bale beleq, bele kodong dan gunung rata. Dari sekian jenis bangunan tempat tinggal tersebut bale jajar-lah yang banyak dipergunakan baik di kota maupun di desa terutama di pedusunan-pedusunan.

Bale jajar, biasanya bertiang delapan atau dua betas dengan bubungan sepanjang dua meter pada bagian atas yang disebut semoko (bantek), bungus (kuranji). Rumah ini hanya mempunyai satu pintu di bagian depan dan aslinya jarang ada yang berjendela serta terbagi atas tiga buah ruangan. Tiang rumah mi terbuat dari bahan kayu jot, kelapa, nangka, kelapa, dan lain-lain yang dianggap kuat dan bisa bertahan lama yang berfungsi sebagai penopang atau menggambarkan kekuatan. Sedangkan atap terbuat dari ilalang yang diambil di padang rumput yang biasanya terdapat di lereng bukit-bukit di Lombok Timur.

Atap dari ilalang disebut atap re, sedangkan atap yang terbuat dari daun kelapa disebut atap bobok. Tetapi saat ini, karena perkembangan zaman, masyarakat banyak beralih ke atap genting, seng maupun asbes. Dinding rumah adat Lombok Timur pada umumnya dibuat sendiri oleh pemilik rumah dari bahan bambu. Untuk penguat (tali) dan paku terbuat dari bambu tali. Tinggi biasanya dua meter dengan anak tangga lima susun yang terbuat dari tanah.

sumber:dc392.4shared.com/doc/8ub5xRcR/preview.html

suku sasak

1. Bahasa

Bahasa Sasak, terutama aksaranya, sangat dekat dengan aksara Jawa dan Bali, sama-sama menggunakan sistem aksara Ha Na Ca Ra Ka. Tetapi secara pelafalan, bahasa Sasak lebih dekat dengan Bali. Menurut etnolog yang mengumpulkan semua bahasa di dunia, bahasa Sasak merupakan keluarga dari Austronesian Malayu-Polinesian, campuran Sunda-Sulawesi, dan Bali-Sasak.

Bila diperhatikan secara langsung, bahasa Sasak yang berkembang di Lombok ternyata sangat beragam, baik dialek maupun kosakatanya. Ini sangat unik dan bisa menunjukkan banyaknya pengaruh dalam perkembangannya. Secara umum, bahasa Sasak bisa diklasifikasikan ke dalam: Kuto-Kute (Lombok Utara), Ngeto-Ngete (Lombok Tenggara), Meno-Mene (Lombok Tengah), Ngeno-Ngene (Lombok Tengah), dan Mriak-Mriku (Lombok Selatan).

2. Perkampungan Orang Sasak

Rumah-rumah yang ada di Sasak sangat berbeda dengan orang-orang Bali. Di dataran, rumah orang Sasak cendrung luas dan melintang. Desa-desa di gunung terpencil tertata rapi dan mengikuti perencanaan yang pasti. Di bagian utara, tata ruang desa-desa pegunungan yang ideal terdiri atas dua baris rumah (bale), dengan sederet lumbung padi di satu sisi, dan di antara rumah-rumah ada sederet balai bersisi terbuka (beruga) dibagun diatas enam tiang. Bagunan lain di desa adalah rumah besar (bale bele) milik para pejabat keagamaan, yang konon didiami arwah leluhur yang sakti. Semtara makam leluhur yang sebenarnya merupakan rumah-rumah kayu dan bambu kecil dibangun di atasnya.

Sebenarnya diberbagai bagian Indonesia, rumah Sasak tidak berjendela dan gelap, digunakan terutama untuk memasak, tidur, dan penyimpanan pusaka masyarakat menghabiskan sangat sedikit waktu di dalam rumah sepanjang hari. Balai terbuka menyediakan panggung tempat duduk untuk kegiatan sehari-hari dan hubungan sosial. Balai juga digunakan untuk tidur dan untuk fungsi upacara: jenazah diletakan disini sebelum dipindahkan ke pekuburan.

Di desa-desa bagian selatan, panggung di bawah lumbung padi berperan sama dengan balai, d bagian utara (tidak semua desa di utara memiliki lumbung padi). Ada empat jenis dasar lumbung dengan ukuran yang berbeda-beda. Yang paling besar biasanya miliki orang kaya atau keturunan bangsawan. Semua, kecuali jenis lumbung padi kecil, memiliki panggung di bawah.

sumber:wacananusantara.org/sejarah-dan-tradisi-suku-sasak/

Perkawinan Suku Sasak

Perkawinan yang terjadi di suku sasak dimulai dari adanya pelarian si pihak wanita oleh si pria. Awalnya bisa didasari mereka saling suka atau tidak sama sekali, tinggal si prianya saja yang mencari strategi untuk membawa lari sang wanita. Setelah itu, baru perwakilan keluarga saling berkompromi untuk menebus kembali sang wanita. Perkawinan yang terjadi pun masih bersifat perkawinan saudara, yaitu perkawinan antar sepupu. Dari penjelasan yang saya dapat dari sang ‘jubir’: di satu desa Sade terdiri dari 150 KK/ Kepala Keluarga dan semuanya masih bersifat saudara, perkawinan yang terjadi pun masih seputar satu lingkungan mereka. Walaupun mereka mayoritas beragama islam, namun adat perkawinan antar saudara masih tetap dilestarikan. Jika suku sasak ingin menikah dengan suku lain yang berbeda provinsi, biasanya si calon pasangannya harus membayar denda yang cukup banyak di setiap desa yang dia lalui.

sumber:iin-green.web.id/2010/12/26/cerita-tentang-suku-sasak-lombok/

Jumat, 09 Maret 2012

Budaya Sasak


Tari Gandrung acapkali ditampilkan dalam berbagai acara seperti acara adat maupun acara formal lainnya. Pakainnya yang meriah menarik hati para penonton. Apalagi dalam tarian ini ada waktu di mana sang penari menepek(menyentuh penonton dengan kipas). Wah jadi seru deh acara-acara dengan adanya Tari Gandrung. Penonton juga ikut terlibat dalam pentas. Penonton yang ditepek akan menari dan berjoged dengan pasangannya. Asik bukan???

Tari Gandrung ga hanya ada di Lombok tapi juga ada di Banyuwangi, dan Bali. Asal mula tari Gandrung Lombok diperkirakan berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Mengenai penyebarannya belum diketahui secara pasti. Tapi Tari Gandrung ini sudah menjadi kesenian khas Lombok.. Salah satu yang menjadi ciri khas dari pakaian tari Gandrung adalah "gegelung" yaitu hiasan penutup kepala yang permukaan luar bagian belakangnya dipenuhi bunga kamboja.

Lanjut nih ke Perisaian,, klo tari yang satu ini wah butuh tenaga dan keberanian. Buat yang ngaku cowok sejati silahkan mencoba. Penarinya terdiri atas 2 orang yang disebut pepadu. Mereka bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan berperisai kulit kerbau tebal dan keras(ende). Tapi tenang saja untungnya ada wasit atau pekembar yang mengawasi jalannya pertarung.
sumber:iswavy.blogspot.com/2011/06/budaya-sasak-tari-gandrung

Kamis, 08 Maret 2012

Tradisional lombok



Poteng atau sejenis tape menjadi salah satu jenis jajan kue dan makanan ringan warga masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) disaat Hari Raya Idulfitri.

Berbeda dengan daerah lain di Indonesia yang selalu menyajikan ketupat atau makanan sejenisnya di saat Idul Fitri di Pulau Lombok ketupat akan di sediakan pada saat Lebaran Ketopat yang hari nya akan di rayakan 1 minggu setelah Idul Fitri..

Poteng merupakan jajan khas Lombok yang selalu ditanyakan para tamu ketika melakukan kunjungan silaturrahim setelah salat Idulfitri, untuk itu tidaklah heran jika berkunjung kerumah tetangga jajan poteng selalu tersedia.

Cara membuat poteng, ketan yang akan dibuat poteng terlebih dahulu dibersihkan kemduan dicuci dan dimasak. Setelah dimasak diberikan pewarna hijau menggunakan daun sager sejenis sayur.

Setelah diberikan pewarna ketan dianginkan hingga dingin kemudian diberikan ragi tape atau bubuk pemanis yang akan membuat poteng menjadi lezat dan enak.


Dikatakan, ibu-ibu yang membuat poteng harus dalam keadaan suci artinya tidak dalam kedatangan bulan atau haid, sebab jika ibu-ibu yang membuat poteng dalam keadaan datang bulan potengnya bisa rusak.

Sebaiknya pembuatan poteng khususnya ketika akan menaburkan bubuk tape pada ketan dilakukan setelah selesai salat sehingga ibu-ibu masih dalam keadaan suci bersih atau berwudhu.

"Jika poteng dibuat dengan cara demikian Insya Allah dijamin potengnya akan manis dan lembut, poteng akan lebih manis dan airnya semakin banyak jika yang membuat itu adalah ibu-ibu atau gadis yang 'jabut' atau tumbuh bulu ditangan atau tangannya berbulu," katanya.

Selain jajan poteng dibuat juga jajan sagon, tarek dan keciprut sementara tamu yang berkunjung lebih senang mencicipi jajan tradisional ketimbang jajan-jajan yang dibeli dari toko.


http://epaper.republika.co.id/

Rabu, 07 Maret 2012

Wisata

1. Suranadi. Di sini ada hotel lengkap dengan kolam renang air hangat dan lapangan tennis. Juga ada pura Hindu tertua, berlokasi 17 km jika naik kendaraan dari kota Mataram.

2. Lingsar. Pura dengan ikan keramat di dalam kolam, lokasi 9 km dengan naik kendaraan dari kota Mataram.

3. Narmada. Kebun Raya Lombok, dengan kolam renang, serta ada pura Hindu yang sering digunakan umat Hindu untuk bersembahyang, lokasi 12 km dengan kendaraan dari kota Mataram.

Menjelang matahari terbenam di Pura Batu Bolong, Lombokmatahari-terbenam-di-pura-batu-bolong.jpg

4. Batu Bolong. Terdapat pura diatas batu karang yang menjorok ke laut, dan jika cuaca cerah bisa melihat gunung Agung di pulau Bali, serta bagus untuk melihat pemandangan saat sunset. Lokasi 8 km dengan kendaraan dari kota Mataram. Untuk memasuki area, maka kita diwajibkan memakai pita kuning dari kain (dapat menyewa di lokasi), yang dipasang melingkari pinggang. Pemandangan disini indah sekali, air laut menerobos melalui sela-sela batu karang yang berlubang, menimbulkan bunyi gemerosak. Sayang saat saya kesini, cuaca masih mendung selepas turun hujan, tapi pemandangan indah sekali. Matahari mengintip di sela-sela awan, dan cahayanya jatuh terpantul di air laut.

laut-lombok-dari-batu-bolong.jpgpantai-senggigi-senja-hari.jpg

Mendung menjelang sunset di pantai Senggigi

5. Senggigi. Pantai alam berpasir putih yang bersih, dikelilingi hotel, losmen dan bungalow. Sangat indah sekali, terutama jika waktu sunrise maupun sunset. Lokasi 10 km dengan kendaraan dari kota Mataram. Di pantai banyak penjaja cinderamata, berupa mutiara budidaya air tawar yang berwarna warni, mulai dari harga Rp.25.000,- Juga penjaja kaos bertuliskan Lombok dan Senggigi, serta ukiran khas Lombok pada kayu, bisa berupa tempat buah, topeng dan lain-lain.

6. Sire Beach. Taman laut dengan exotic coral dan ikan yang berenang kian kemari. Berlokasi 36 km dengan kendaraan dari kota Mataram.

7. Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan. Pulau kahyangan di utara Lombok, dikelilingi taman laut. Disini banyak orang diving maupun surfing. Di pulau ini sudah banyak hotel dan losmen, sehingga bisa menginap disini, pantainya masih asli. Untuk mencapai lokasi ini bisa menggunakan kapal motor.

8. Sukarare. Desa tempat orang menenun, disinilah jika ingin membeli kain tenun tradisional khas Lombok, serta melihat bagaimana para penenun melakukan pekerjaannya. Lokasi 25 km dengan kendaraan dari kota Mataram.

9. Rambitan/Sade. Desa asli Lombok, dengan rumah tradisional suku Sasak, lokasi 50 km dengan kendaraan dari kota Mataram.

10. Kuta/Tanjung Aan. Pantai Mandalika dengan lampu-lampu yang berkilauan , dimana kita bisa berenang, terdapat hotel dan restoran. Setiap tahun ada perayaan menangkap/melihat Nyale fish, lokasi 56 km dengan kendaraan dari kota Mataram.

11. Mataram. Mataram adalah ibu kota propinsi Nusa Tenggara Barat. Sedangkan Ampenan merupakan kota pelabuhan lama (sekarang sudah pindah ke Lembar). Kota Ampenan berciri khas arsitektur kuno, yang bila dibersihkan dan dirawat dengan baik, akan menjadi daerah tujuan wisata yang digemari. Di kota Mataram (yang sudah menjadi satu kesatuan dengan kota Ampenan dan kota Cakranegara) kita bisa wisata kuliner, dengan makan makanan Lombok yang ciri khasnya adalah pedas. Di Jakarta kita sering melihat rumah makan Taliwang, yang ternyata Taliwang adalah nama suatu daerah, yang awalnya banyak penjual makanan khas Lombok di daerah ini. Makanan khas Lombok, antara lain: Plecing kangkung, ayam plecingan, ayam julat (ayam yang bumbunya pedas sekali), sambel beberok. Plecing ternyata merupakan nama masakan, sehingga dikenal masakan kangkung yang diberi /dimasak bumbu plecing, ayam yang dimasak plecing (ayam diberi bumbu pedas, didiamkan, dibakar/digoreng, kemudian diberi bumbu pedas lagi). Sambel beberok adalah sambel yang dibuat dari irisan terong ungu, irisan bawang merah, irisan tomat dan cabe, disajikan bersama makanan khas Lombok lainnya. Minuman yang khas adalah kelapa madu, terdiri dari air kepala muda, dan kelapa mudanya di suwir-suwir serta diberi madu…ehhm…sedaaap. Untuk membeli oleh-oleh kain tenun khas Lombok, bisa di Cilinaya Shopping Centre.

12. Cakranegara. Merupakan kota bisnis, terdapat pasar pertanian, pasar burung, dan mata air Mayura serta pura Meru, pura terbesar di Lombok. Cakranegara konon dulunya merupakan bekas kerajaan, namun bekas kerajaan (situs) sudah tak bisa dikenali. Jika ingin oleh-oleh makanan, maka bisa membeli kaki ayam goreng, telur asin dan berbagai manisan dari rumput laut.
sumber:edratna.wordpress.com/.../

Khas lombok


Menikmati ayam taliwang di pulau asalnya, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, memang berbeda rasanya dengan makan ayam taliwang di Jakarta. Hampir semua ayam taliwang di Lombok memakai ayam kampung dan ukurannya kecil, hanya cukup satu orang.

Ayam kampung yang dimasak rata-rata berumur tiga-empat bulan. Beda ayam yang dimasak, beda pula rasanya. Pasti akan lebih nikmat ayam taliwang asli dari Lombok karena bumbu yang dibalur pada ayam terasa sekali. Rata-rata menggunakan bumbu yang tidak pedas.

Pilihannya beragam bisa ayam bakar atau ayam goreng. Untuk variasi rasa, bisa pilih ayam taliwang rasa terasi, madu, dan sasak. Rasa sasak seperti rasa sambal tomat dan ayamnya dilumuri sambal tomat setelah dipanggang.

Apalagi kalau tempat makannya di restoran model duduk lesehan dan gubuknya di atas kolam ikan yang besar-besar. Dari gubuk bisa melihat angsa yang sedang berenang di kolam. Di Restoran Dinni Grimax yang lokasinya di perbatasan luar kota Mataram.

Selama menunggu pesanan makanan datang, pengunjung bisa memberi makan ikan yang umpannya sudah disediakan pihak restoran. Ikan-ikan akan keluar dan melahap makanan yang kita lempar ke kolam. Acara menunggu datangnya pesanan makanan jadi tidak terasa lama.

Untuk pelengkap ayam taliwang bisa pesan plecing kangkung yaitu kangkung yang sudah direbus dan disajikan dengan campuran kacang goreng, tauge, parutan kelapa bakar, dan sambal tomat yang diberi perasan jeruk limau. Segar rasa sambalnya.

Kangkung di Lombok beda dengan kangkung di Jakarta. Daun kangkung Lombok daunnya lebih kecil tapi tangkainya lebih besar. Karena cara tanam kangkung di Lombok dengan air yang mengalir sehingga menghasilkan kangkung bertangkai besar. Rasanya jadi lebih segar dan renyah, kriuk-kriuk...

Untuk menu tambahan, bisa pesan makanan khas Lombok yang jarang ada di Pulau Jawa. Namanya beberuk yaitu makanan campuran irisan terung ungu kecil, kacang panjang, tomat, dan cabai rawit terasi.
sumber:.www.kompas.com

Makanan Khas lombok


Tidak ke Lombok namanya jika tidak mencoba dahsyatnya pedas bumbu pelecing Lombok racikan khas dari para koki piawai tradisional Lombok. Seringkali wisatawan asing atau lokal ketika mencicipi masakan khas lombok, yang selalu menjadi komentar adalah bumbu pedasnya yang sangat lama terasa di lidah dan melekat kuat di ingatan. Ya.. salah satu masakan yang terkenal pedas dan khas adalah Pelecing Lombok. Berbahan dasar kangkung dan bumbu mentah yang diracik dari berbagai rempah menjadikan Pelecing makanan yang sangat diminati dan merakyat, tidak hanya itu, untuk wisatawan yang mendatangi Lombok mencoba pelecing Lombok merupakan tantangan tersendiri dalam mengatasi rasa pedas, tak jarang dari mereka mengatakan "Pelecing Lombok, Pedas membawa Nikmat".



Selain rasa pedas yang dahsyat dan nikmat, dukungan rasa nikmat paling besar datang dari kangkung Lombok yang terkenal memiliki rasa yang berbeda dari kangkung-kangkung lainya di Nusantara, Kangkung Lombok terkenal dengan rasanya yang gurih dan renyah selain itu kankung Lombok juga memiliki beberapa khasiat untuk terapi penyakit tertentu dan sangat tinggi zat besi. Sebagai pelengkap rasa tak ketinggalan Bumbu/Sambal diberikan air limau/munte juga sebagai aksesoris untuk mempercantik tampilan serta menambah kekayaan rasa biasanya pelecing ditaburi dengan kacang goreng dan irisan daging ayam.
yang terpenting dari semuanya adalah Pelecing bebas dari MSG yang memicu tumbuhnya kanker yang biasanya ditaruh pada penyedap buatan. tertarik ingin mencoba pelecing Lombok..??tak usah bingung cari pelecing di Lombok, dari ujung timur sampai ujung barat atau diawarung-warung kecil hingga restauran berbintang di Lombok pastin menyediakan. ayo tamasya ke Lombok dan nikmati lezatnya kuliner Lombok, Indahnya Alam dan Pantai serta senyum sapa ramah dari masyarakat Sasak.
sumber:skepat-lombok.blogspot.com/2011/07/pelecing-kangkung

Selasa, 06 Maret 2012

BAJU ADAT LOMBOK


Busana Adat Sasak : adalah busana yang dibuat dipakai serta didukung oleh masyarakat sasak . Busana Adat Sasak dalam perkembanganya dipengaruhi oleh budaya Etnis Melayu, Jawa, Bali dan Bugis. Pengaruh dari berbagai etnis tersebut beralkulturasi menjadi satu dalam tampilan Busana Adat Sasak. Busana adat Sasak di berbagai lokus budaya/ sub etnik juga kita dapatkan berbagai bentuk variasi yang mencirikannya. Dikarenakan budaya Sasak bersendikan agama maka busana Sasak disesuikan dengan aturan agama yang dianut ( mayoritas orang Sasak ; pemeluk Islam). Pemakaian busana adat dilakukan untuk kegiatan yang berkenaan dengan adat dengan tatacara yang beradat. Busana Adat berbeda dengan pakaian kesenian yang boleh memakai “sumping” , berkaca mata hitam, menggunakan pernik-pernik yang menyala keemasan. Dalam ketentuan dalam seminar dan lokakarya Pakain Adat Sasak yang dihadiri oleh para budayawan dan masyarakat adat, telah disepakati pedoman dasar busana adat sasak , jenis dan maknanya sbb.

. Busana Adat Perempuan dan maknanya :

- Pangkak : Mahkota pada wanita berupa hiasan emas berbentuk bunga-bunga yang disusun sedemikian rupa disela-sela konde. - Tangkong : Pakaian sebagai lambang keanggunan dapat berupa pakaian kebaya dari bahan dengan warna cerah atau gelap dari jenis kain beludru atau brokat. Dihindari penggunaan model yang memperlihatkan belahan dada dan transparan . - Tongkak : Ikat pinggang dari sabuk panjang yang dililitkan menutupi pinggang sebagai lambang kesuburan dan pengabdian - Lempot : Berupa selendang/kain tenun panjang bercorak khas yang disampirkan di pundak kiri. Sebagai lambang kasih sayang. - Kereng : Berupa kain tenun songket yang dililitkan dari pinggang sampai mata kaki sebagai lambang kesopanan, dan kesuburan. - Asesoris : Gendit /Pending berupa rantai perak yang lingkarkan sebagai ikat pinggang, Onggar-onggar ( hiasan berupa bunga-bunga emas yang diselipkan pada konde) jiwang / tindik (anting-anting), Suku /talen/ ketip ( uang emas atau perak yang dibuat bros) kalung dll.Catatan : Pemakaian alas kaki dibenarkan meskipun pada aslinya tidak digunakan. Alas kaki yang boleh digunakan berupa selop baik yang dibuat dari bahan karet maupun kulit. Belakangan ini pada wanita yang menggunakan jilbab tetap bisa dibenarkan dengan modifikasi menambah mahkota yang dihias sebagaimana penggunaan konde/cemara. Hanan.

sumber : http://lombokasli.wordpress.com/2009/09/09/busana-adat-sasak/

CILOKAQ

CILOKAQ, MERDU DAN MENGHIBUR

Taman Gora semarak. Sorot lampu dengan watt besar menerangi hampir seluruh lapangan di Jalan Udayana, Kota Mataram. Di satu sudut, berdiri panggung yang cukup luas. Sejumlah grup musik dari berbagai sanggar di Pulau Lombok, tampil membawakan lagu-lagu daerah khas Sasak. Merdu dan menghibur.

Lapangan Gora yang biasanya hanya dipadati penjaja makanan dan anak-anak muda, malam itu terlihat meriah. Anak-anak, remaja, dewasa serta orang tua dari Kota Mataran dan sekitarnya seperti tumpah di satu arena.
Mereka rela duduk beralaskan rumput untuk bisa mengikuti penampilan grup musik yang mendendangkan lagu-lagu khas Sasak. Grup musik dari berbagai sanggar di Pulau Lombok pun berusaha tampil maksimal, karena mereka sadar bahwa mereka sedang beradu dalam ajang Festival Cilokaq.
Sekilas lagu yang didendangkan para peserta seperti halnya lagu dangdut pada umumnya. Namun, jika disimak, ada nuansa berbeda dari seni musik Cilokaq itu dibandingkan musik dangdut pada umumnya.
Selain lagu-lagu yang ditampilkan merupakan lagu-lagu berbahasa Sasak, dalam satu-kesatuan musik Cilokaq ada pula alat musik banjo, alat musik yang biasa mengiringi seni musik padang pasir. Karena itu, meski suara berbagai alat musik seperti berlomba memperoleh ruang, tapi petikan banjo masih cukup dominan.

Konon, Cilokaq merupakan seni musik yang bernafaskan padang pasir yang gubahan-gubahan lagunya bersumber dari nada gambus tunggal. Tetapi, dalam perkembangannya, musik Cilokaq dikembangkan lagi dengan penambahan alat-alat musik lainnya seperti jidur, suling, gitar, gendang (ketipung).
Musik Cilokaq dulunya sebagai penghibur biasa, namun karena hanyak permintaan untuk mengisi berbagai acara akhirnya tidak dapat dihindari kalau seni musik asli Cilokaq mengikuti perkembangan yang ada.

Festival
Guna melestarikan kesenian Cilokaq, Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, menggelar festival Cilokaq (musik tradisional Sasak) yang melibatkan peserta dari empat kabupaten/kota di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Festival musik tradisional Sasak yang digelar menyongsong HUT ke-64 Kemerdekaan RI dan HUT ke-16 Kota Mataram dan dipusatkan di Taman Gora, Jalan Udayana itu, dimulai Jumat malam dan akan berakhir Minggu (9/8) mendatang.
Pesertanya merupakan perwakilan dari sembilan sanggar kesenian tradisional Sasak yang ada di Pulau Lombok.
Saat membuka Festival Cilokaq, Walikota Mataram, H.M. Ruslan, mengajak semua pihak untuk menyukseskan acara itu demi kelestarian seni musik tradisional Sasak di masa mendatang.
Pihaknya menyelenggarakan festival itu karena merujuk kepada antusiasme masyarakat Lombok terhadap musik tradisonal yang masih tergolong baik di tengah kehidupan modernisasi.

“Itu sebabnya kita semua berkewajiban mengembangkan, melindungi dan melestarikan kekayaan budaya Sasak,” ujarnya.
Tapi, Walikota Mataram dua periode sejak tahun 2000 itu mengaku prihatin terhadap pengembangan lagu-lagu Sasak yang belakangan ini makin diwarnai nuansa modernisasi sehingga “menciderai” makna musik tradisional warisan nenek moyang itu.
Menurut dia, alangkah baiknya jika lagu-lagu Sasak yang terus dikembangkan tidak dinodai oleh hal-hal yang jauh dati nilai-nilai yang telah ditanamkan para leluhur.
“Sesungguhnya filosofi lagu-lagu Sasak itu bernuansa religi dan peringatan, sehingga di masa lalu orangtua sering menggunakan lagu Sasak untuk meninabobokan anak-anaknya, sehingga sangat tidak terpuji jika lagu-lagu Sasak sekarang ini dikembangkan menjadi lagu yang tidak agamis,” ujarnya.
Versi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) NTB, kini terdapat sedikitnya 910 lagu berbahasa Sasak. Lagu-lagu itu bergendre Cilokaq, Bahasa Sasak dan Cibane (lagu Sasak yang diiringi bunyi rebana secara dominan).
Lagu-lagu Sasak digemari masyarakat Lombok karena berirama pop dan dangdut, syair dan liriknya pun diciptakan dengan mengambil idiom-idiom canda atau kelakar yang dalam bahasa Sasak disebut bejorak.
Namun, perkembangan lagu-lagu berbahasa Sasak yang dilempar ke pasaran akhir-akhir ini mulai membentur norma dan nilai-nilai dalam masyarakat Sasak.
Beberapa lagu kemudian terpublikasikan dalam jebakan lirik yang menyerempet ke hal-hal berbau porno dan tendesius, sehingga KPID NTB melakukan pencekalan terhadap penyiaran dan penayangan 13 lagu tersebut.
Pencekalan dilakukan KPID NTB beserta para pihak terkait seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) NTB, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) NTB, setelah mereka melakukan pengkajian secara konprehensif.

Pengkajian itu merujuk kepada banyaknya aduan atau laporan masyarakat yang merasa terganggu dengan lirik-lirik lagu tersebut yang dianggap melanggar norma-norma agama.
Pergumulan seni dan waktu memang terkadang berdampak terhadap suatu perubahan. Tapi, kreativitas berkesenian tidak semestinya harus mengeksplorasi potensi yang mengarah ke ranah yang negatif.
Anda berminat menikmati Cilokaq? Silahkan datang ke Pulau Lombok. Di daerah tujuan wisata ini, anda akan disuguhi berbagai khasanah seni musik tradisi yang atraktif. (*)
sumber: musik tradisional lombok

Senin, 05 Maret 2012

kebudayaan lombok


PERESEAN

sumber: cerita rakyat,

Tari Jangger

Kesenian tari jangger ini masih dipertahankan sebagai tontonan yang biasanya dipentaskan pada acara perkawinan, sunatan, ulang tahun dan Iain-lain. Kesenian ini merupakan tarian yang dilakukan oleh perempuan yang melantunkan tembang-tembang yang di iringi oleh musik gamelan Lombok.

Kesenian tari jangger ini sekarang pementasannya tidak hanya dilakukan pada acara tertentu saja melainkan sudah masuk dalam agenda yang dilakukan di kantor-kantor atau hotel-hotel dalam rangka menghibur para tamu.

sumber:http://lomboktimurkab.go.id

Minggu, 04 Maret 2012

Musik tradisional lombok

Gendang Beleq
Disebut gendang beleq karena salah satu alatnya Disebut Gendang Beleq karena salah satu alatnya adalah gendang beleq (gendang besar).

Orkestra ini terdiri atas dua buah gendang beleq yang disebut gendang mama (laki-laki) dan gendang nina (perempuan), berfungsi sebagai pembawa dinamika.

Sebuah gendang kodeq (gendang kecil), dua buah reog sebagai pembawa melodi masing-masing reog mama, terdiri atas dua nada dan sebuah reog nina, sebuah perembak beleq yang berfungsi sebagai alat ritmis, delapan buah perembak kodeq, disebut juga â€Å“copek”. Perembak ini paling sedikit enam buah dan paling banyak sepuluh. Berfungsi sebagai alat ritmis, sebuah petuk sebagai alat ritmis, sebuah gong besar sebagai alat ritmis, sebuah gong penyentak, sebagai alat ritmis, sebuah gong oncer, sebagai alat ritmis, dan dua buah bendera merah atau kuning yang disebut lelontek.

Menurut cerita, gendang beleq ini dulu dimainkan kalau ada pesta-pesta kerajaan, sedang kalau ada perang berfungsi sebagai komandan perang, sedang copek sebagai prajuritnya. Kalau perlu datu (raja) ikut berperang, disini payung agung akan digunakan.

Sekarang fungsi payung ini ditiru dalam upacara perakawinan. Gendang beleq dapat dimainkan sambil berjalan atau duduk. Komposisi waktu berjalan mempunyai aturan tertentu, berbeda dengan duduk yang tidak mempunyai aturan.

Pada waktu dimainkan pembawa gendang beleq akan memainkannya

Pakaian penari gandrung terdiri atas kain batik, baju kaos lengan pendek, gelungan (penutup/hiasan kepala), bapang, lambe, ampok-ampok, gonjer. Seangkan pakaian pengibing adalah baju, kain, dodot dan sapuq. Pertunjukan biasanya dilakukan pada malam hari. Lama seluruh pertunjukan lebih kurang 3 jam. Untuk setiap babak (satu pengiring) lamanya rata-rata sepuluh menit.

Tari gandrung benar-benar merupakan tari rakyat pada arena terbuka yang dilingkari penonton dan fungsinya semata-mata untuk hiburan. Gandrung tesebar pada beberapa desa di pulau Lombok antara lain Gerung dan Lenek di Lombok Timur. Gandrung ‘ditanggep” orang untuk pesta perkawinan dan sunatan. Tetapi dewasa ini bergeser fungsinya menjadi hiburan rakyat dalam rangkaian hari-hari besar nasional atau sambil menari, demikian juga pembawa petuk, copek dan lelontok.
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Sasak

Batu Goloq


Pada jaman dahulu di daerah Padamara dekat Sungai Sawing hiduplah sebuah keluarga miskin. Sang istri bernama Inaq Lembain dan sang suami bernama Amaq Lembain.

Mata pencaharian mereka adalah buruh tani. Setiap hari mereka berjalan kedesa desa menawarkan tenaganya untuk menumbuk padi.

Kalau Inaq Lembain menumbuk padi maka kedua anaknya menyertai pula. Pada suatu hari, ia sedang asyik menumbuk padi. Kedua anaknya ditaruhnya diatas sebuah batu ceper didekat tempat ia bekerja.

Anehnya, ketika Inaq mulai menumbuk, batu tempat mereka duduk makin lama makin menaik. Merasa seperti diangkat, maka anaknya yang sulung mulai memanggil ibunya: “Ibu batu ini makin tinggi.” Namun sayangnya Inaq Lembain sedang sibuk bekerja. Dijawabnya, “Anakku tunggulah sebentar, Ibu baru saja menumbuk.”

Begitulah yang terjadi secara berulang-ulang. Batu ceper itu makin lama makin meninggi hingga melebihi pohon kelapa. Kedua anak itu kemudian berteriak sejadi-jadinya. Namun, Inaq Lembain tetap sibuk menumbuk dan menampi beras. Suara anak-anak itu makin lama makin sayup. Akhirnya suara itu sudah tidak terdengar lagi.

Batu Goloq itu makin lama makin tinggi. Hingga membawa kedua anak itu mencapai awan. Mereka menangis sejadi-jadinya. Baru saat itu Inaq Lembain tersadar, bahwa kedua anaknya sudah tidak ada. Mereka dibawa naik oleh Batu Goloq.

Inaq Lembain menangis tersedu-sedu. Ia kemudian berdoa agar dapat mengambil anaknya. Syahdan doa itu terjawab. Ia diberi kekuatan gaib. dengan sabuknya ia akan dapat memenggal Batu Goloq itu. Ajaib, dengan menebaskan sabuknya batu itu terpenggal menjadi tiga bagian. Bagian pertama jatuh di suatu tempat yang kemudian diberi nama Desa Gembong olrh karena menyebabkan tanah di sana bergetar. Bagian ke dua jatuh di tempat yang diberi nama Dasan Batu oleh karena ada orang yang menyaksikan jatuhnya penggalan batu ini. Dan potongan terakhir jatuh di suatu tempat yang menimbulkan suara gemuruh. Sehingga tempat itu diberi nama Montong Teker.

Sedangkan kedua anak itu tidak jatuh ke bumi. Mereka telah berubah menjadi dua ekor burung. Anak sulung berubah menjadi burung Kekuwo dan adiknya berubah menjadi burung Kelik. Oleh karena keduanya berasal dari manusia maka kedua burung itu tidak mampu mengerami telurnya.

(Cerita ini diadaptasi secara bebas dari I Nengah Kayun dan kawan-kawan, “Batu Goloq,” Cerita Rakyat Nusa Tenggara Barat, Jakarta: Departemen P dan K, 1981, hal. 21-25).

VIVAnews - Li Jingchun, seorang petani China berusia 58 tahun mendedikasikan hidupnya selama dua tahun untuk membangun sebuah pesawat. Li Jingchun tinggal di Changbai, sebuah kota kecil di Shenyang, ibukota Provinsi Liaoning di daerah timur laut China.

Seperti dilansir People's Daily Online, Jingchun sudah merogoh kocek sekitar Rp57 juta untuk membuat pesawat impiannnya. Jingchun dibantu keluarga dan kerabat lainnya untuk membangun ambisinya itu.

Jingchun membuat pesawat itu dengan tangan. Tanpa bantuan mesin atau robot. Sebagian besar bahan baku berasal dari plat-plat besi daur ulang. Pesawat impian Jingchun ini berukuran panjang sekitar 5 meter, lebar 4 meter dan beratnya sekitar 1 ton.

Saat ini, pesawat itu sudah terlihat bentuknya. Fokus pekerjaan Jingchun saat ini adalah mulai membangun interior pesawat agar terlihat lebih menarik dan sesuai selera.

Pesawat itu dibangun di atap rumah. Apakah pesawat ini bisa terbang? Bila dilihat dari spesifikasi pesawat, belum bisa dipastikan pesawat buatan Jingchun ini bisa melesat di angkasa.

sumber: www.VIVAnews.com

VIVAnews - Astronom dunia, dari Badan Antariksa Eropa (ESO) dan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) kini sedang memusatkan perhatian pada pergerakan sebuah asteroid yang besarnya sedikit lebih panjang dari lapangan bola. Namanya, Asteroid 2011 AG5.

Batu raksasa itu diperkirakan bisa menabrak Bumi pada 5 Februari 2040, 28 tahun lagi. Peluangnya 1:625, yang terbesar yang pernah ada. Jika menghantam kota yang berpenduduk padat, niscaya petaka yang akan terjadi. Jutaan orang bisa tewas.

Terkait itu, Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin mengakui, pihaknya belum melakukan penelitian khusus.

"Tim LAPAN hanya memantau kajian internasional. Karena belum ada teknologi yang canggih di Indonesia, sehingga kami hanya memantau saja," kata dia kepada VIVAnews.com, Sabtu 3 Maret 2012.

Apalagi, penemuan obyek tersebut masih dalam jangka waktu yang sangat panjang. "Artinya jika semakin jauh obyek luar angkasa dari tahun perkiraan, maka tingkat akurasi semakin buruk. Ini menjadi probabilistik, karena ada kemungkinan menabrak tapi belum tentu menabrak," kata dia.

Profesor riset Astronomi-Astrofisika itu menerangkan, ada suatu batas tertentu bahwa asteroid yang melintas bumi merupakan obyek yang diwaspadai. Namun meski melintas bumi, belum tentu lintasannya tersebut membahayakan bumi.

Penelitian di tahun 1990-an menjadi contoh kasus. Saat itu diperkirakan Komet Swift-Tuttle akan menabrak Bumi pada tahun 2126. "Namun dengan data terbaru dapat disimpulkan bahwa bumi dalam kondisi aman meski komet tersebut akan melintas bumi," kata dia.

Thomas meminta, masyarakat tak perlu khawatir berlebih. "Karena berita perkiraan tabrakan Asteroid belum bisa dipastikan 100 persen. Mungkin saja orbit asteroid dapat melenceng akibat gangguan planet-planet besar," kata dia.

Meski tak secanggih NASA atau ESO, LAPAN juga mengikuti perkembangan informasi obyek dekat Bumi yang berpotensi membahayakan.

Salah satu alasannya, Indonesia pernah kejatuhan asteroid. Asteroid besar pernah meledak di teluk Bone di Sulawesi pada tahun 2009. Saat itu, asteroid memasuki atmosfer padat bumi dengan perkiraan jarak 10 meter dari permukaan bumi dan menimbulkan ledakan. "Saat itu juga telah disiapkan alat pemantau nuklir yang mendeteksi asteroid hingga ketinggian 30 km sebelum asteroid bersinggungan ke bumi," tambah dia.


• VIVAnews

Sabtu, 03 Maret 2012

karena ku sayang kamu

seandainya kau ada disini denganku
mungkin ’ku tak sendiri
bayanganmu yg selalu menemaniku
hiasi malam sepiku
kuingin bersama dirimu

reff: kutak akan pernah berpaling darimu
walau kini kau jauh dariku
‘kan slalu kunanti
karena kusayang kamu

hati ini selalu memanggil namamu
dengarlah melatiku
kuberjanji hanyalah untukmu cintaku
takkan pernah ada yg lain

adakah rindu di hatimu
seperti rindu yg kurasa
sanggupkah kuterus terlena
tanpamu di sisiku
kukan selalu menantimu

Source: http://liriklaguindonesia.net/dygta-karena-ku-sayang-kamu-kksk.htm#ixzz1o4Z92wCe

Jumat, 02 Maret 2012

Hanya Dirimu

aku tak bisa tmpa kehadiran dirimu
hidup ku hampa
hanya dirimu yang selalu di hati
kesetian ku akan selalu utk mu,,,,
for you,, my love,,,

puisi bahasa inggris

Pragmatic Poetry

Smile to me and don't leave me
Cause you're my heart please dont leave me alone
You gave me your love with all your heart
I never have this kind a girl like you before

It's not cliche it's real
I just need you to believe
I will never treat you bad
Cause you're the one that I love

As the time goes on
That doesnt really matter it couldnt change our heart
And no ane will ever be
Cos your love always on my heart it kept me warm

No one seems to care
But we dont really care

Sumber : http://Puisi Cinta Romantis Bahasa Inggris.com

Legenda Putri Nyale di Selatan Lombok Tengah

Menurut dongeng bahwa pada zaman dahulu di pantai selatan Pulau Lombok terdapat sebuah kerajaan yang bernama Tonjang Beru. Sekeliling di kerajaan ini dibuat ruangan - ruangan yang besar. Ruangan ini digunakan untuk pertemuan raja - raja. Negeri Tonjang Beru ini diperintah oleh raja yang terkenal akan kearifan dan kebijaksanaannya Raja itu bernama raja Tonjang Beru dengan permaisurinya Dewi Seranting.

Baginda mempunyai seorang putri, namanya Putri Mandalika. Ketika sang putri menginjak usia dewasa, amat elok parasnya. Ia sangat anggun dan cantik jelita. Matanya laksana bagaikan bintang di timur. Pipinya laksana pauh dilayang. Rambutnya bagaikan mayang terurai. Di samping anggun dan cantik ia terkenal ramah dan sopan. Tutur bahasanya lembut. Itulah yang membuat sang putri menjadi kebanggaan para rakyatnya.

Semua rakyat sangat bangga mempunyai raja yang arif dan bijaksana yang ingin membantu rakyatnya yang kesusahan. Berkat segala bantuan dari raja rakyat negeri Tonjang Beru menjadi hidup makmur, aman dan sentosa. Kecantikan dan keanggunan Putri Mandalika sangat tersohor dari ujung timur sampai ujung barat pulau Lombok. Kecantikan dan keanggunan sang putri terdengar oleh para pangeran - pangeran yang membagi habis bumi Sasak (Lombok). Masing - masing dari kerajaan Johor, Lipur, Pane, Kuripan, Daha, dan kerajaan Beru. Para pangerannya pada jatuh cintar. Mereka mabuk kepayang melihat kecantikan dan keanggunan sang putri.

Mereka saling mengadu peruntungan, siapa bisa mempersunting Putri Mandalika. Apa daya dengan sepenuh perasaan halusnya, Putri Mandalika menampik. Para pangeran jadi gigit jari. Dua pangeran amat murka menerima kenyataan itu. Mereka adalah Pangeran Datu Teruna dan Pangeran Maliawang. Masing - masing dari kerajaan Johor dan kerajaan Lipur. Datu Teruna mengutus Arya Bawal dan Arya Tebuik untuk melamar, dengan ancaman hancurnya kerajaan Tonjang Beru bila lamaran itu ditolaknya. Pangeran Maliawang mengirim Arya Bumbang dan Arya Tuna dengan hajat dan ancaman yang serupa.

Putri Mandalika tidak bergeming. Serta merta Datu Teruna melepaskan senggeger Utusaning Allah, sedang Maliawang meniup Senggeger Jaring Sutra. Keampuhan kedua senggeger ini tak kepalang tanggung dimata Putri Mandalika, wajah kedua pangeran itu muncul berbarengan. Tak bisa makan, tak bisa tidur, sang putri akhirnya kurus kering. Seisi negeri Tonjang Beru disaput duka.

Kenapa sang putri menolak lamaran ? Karena, selain rasa cintanya mesti bicara, ia juga merasa memikul tanggung jawab yang tidak kecil. Akan timbul bencana manakala sang putri menjatuhkan pilihannya pada salah seorang pangeran. Dalam semadi, sang putri mendapat wangsit agar mengundang semua pangeran dalam pertemuan pada tanggal 20 bulan 10 ( bulan Sasak ) menjelang pagi - pagi buta sebelum adzan subuh berkumandang. Mereka harus disertai oleh seluruh rakyat masing - masing. Semua para undangan diminta datang dan berkumpul di pantai Kuta. Tanpa diduga - duga enam orang para pangeran datang, dan rakyat banyak yang datang, ribuan jumlahnya. Pantai yang didatangi ini bagaikan dikerumuni semut.

Ada yang datang dua hari sebelum hari yang ditentukan oleh sang putri. Anak - anak sampai kakek - kakek pun datang memenuhi undangan sang putri ditempat itu. Rupanya mereka ingin menyaksikan bagaimana sang putri akan menentukan pilihannya. Pengunjung berduyun - duyun datang dari seluruh penjuru pulau Lombok. Merekapun berkumpul dengan hati sabar menanti kehadiran sang putri.

Betul seperti janjinya. Sang putri muncul sebelum adzan berkumandang. Persis ketika langit memerah di ufuk timur, sang putri yang cantik dan anggun ini hadir dengan diusung menggunakan usungan yang berlapiskan emas. Prajurit kerajaan berjalan di kiri, di kanan, dan di belakang sang putri. Sungguh pengawalan yang ketat. Semua undangan yang menunggu berhari - hari hanya bisa melongo kecantikan dan keanggunan sang putri. Sang putri datang dengan gaun yang sangat indah. Bahannya dari kain sutera yang sangat halus.

Tidak lama kemudian, sang putri melangkah, lalu berhenti di onggokan batu, membelakangi laut lepas. Disitu Putri Mandalika berdiri kemudian ia menoleh kepada seluruh undangannya. Sang putri berbicara singkat, tetapi isinya padat, mengumumkan keputusannya dengan suara lantang dengan berseru : ??Wahai ayahanda dan ibunda serta semua pangeran dan rakyat negeri Tonjang Beru yang aku cintai. Hari ini aku telah menetapkan bahwa diriku untuk kamu semua. Aku tidak dapat memilih satu diantara pangeran. Karena ini takdir yang menghendaki agar aku menjadi Nyale yang dapat kalian nikmati bersama pada bulan dan tanggal saat munculnya Nyale di permukaan laut.??

Bersamaan dan berakhirnya kata - kata tersebut para pangeran pada bingung rakyat pun ikut bingung dan bertanya - tanya memikirkan kata - kata itu. Tanpa diduga - duga sang putri mencampakkan sesuatu di atas batu dan menceburkan diri ke dalam laut yang langsung di telan gelombang disertai dengan angin kencang, kilat dan petir yang menggelegar.

Tidak ada tanda - tanda sang putri ada di tempat itu. Pada saat mereka pada kebingungan muncullah binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak yang kini disebut sebagai Nyale. Binatang itu berbentuk cacing laut. Dugaan mereka binatang itulah jelmaan dari sang putri. Lalu beramai - ramai mereka berlomba mengambil binatang itu sebanyak - banyaknya untuk dinikmati sebagai rasa cinta kasih dan pula sebagai santapan atau keperluan lainnya.

Itulah kisah Bau Nyale. Penangkapan Nyale menjadi tradisi turun - temurun di pulau Lombok. Pada saat acara Bau Nyale yang dilangsungkan pada masa sekarang ini, mereka sejak sore hari mereka yang akan menangkap Nyale berkumpul di pantai mengisi acara dengan peresean, membuat kemah dan mengisi acara malam dengan berbagai kesenian tradisional seperti Betandak (berbalas pantun), Bejambik (pemberian cendera mata kepada kekasih), serta Belancaran (pesiar dengan perahu). Dan tak ketinggalan pula, digelar drama kolosal Putri Mandalika di pantai Seger.

************

etiap tanggal duapuluh bulan kesepuluh dalam penanggalan Sasak atau lima hari setelah bulan purnama, menjelang fajar di pantai Seger Kabupaten Lombok Tengah selalu berlangsung acara menarik yang dikunjungi banyak orang termasuk wisatawan. Acara yang menarik itu bernama Bau Nyale. Bau dari bahasa Sasak artinya menangkap. Sedangkan Nyale, sejenis cacing laut yang hidup di lubang - lubang batu karang di bawah permukaan laut.

Penduduk setempat mempercayai Nyale memiliki tuah yang dapat mendatangkan kesejahteraan bagi yang menghargainya dan mudarat bagi orang yang meremehkannya.??Itulah yang berkembang selama ini,?? ujar Lalu Wirekarme yang pernah menjabat sebagai Kepala Sub Dinas Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah.

Tradisi menangkap Nyale (bahasa sasak Bau Nyale) dipercaya timbul akibat pengaruh keadaan alam dan pola kehidupan masyarakat tani yang mempunyai kepercayaan yang mendasar akan kebesaran Tuhan, menciptakan alam dengan segala isinya termasuk binatang sejenis Anelida yang disebut Nyale. Kemunculannya di pantai Lombok Selatan yang ditandai dengan keajaiban alam sebagai rahmat Tuhan atas makhluk ini.

Beberapa waktu sebelum Nyale keluar hujan turun deras dimalam hari diselingi kilat dan petir yang menggelegar disertai dengan tiupan angin yang sangat kencang. Diperkirakan pada hari keempat setelah purnama, malam menjelang Nyale hendak keluar, hujan menjadi reda, berganti dengan hujan rintik - rintik, suasana menjadi demikian tenang, pada dini hari Nyale mulai menampakkan diri bergulung - gulung bersama ombak yang gemuruh memecah pantai, dan secepat itu pula Nyale berangsur - angsur lenyap dari permukaan laut bersamaan dengan fajar menyingsing di ufuk timur.

Dalam kegiatan ini terlihat yang paling menonjol adalah fungsi solidaritas dan kebersamaan dalam kelompok masyarakat yang dapat terus dipertahankan karena ikut mendukung kelangsungan budaya tradisional.

Keajaiban Nyale bagi suku Sasak Lombok telah menimbulkan dongeng tentang kejadian yang tersebar hampir keseluruh lapisan masyarakat Lombok dan sekitarnya. Dongeng ini sangat menarik dengan cerita yang sangat romantis dan berkembang melalui penuturan orang - orang tua yang kemudian tersusun dalam naskah tentang legenda Nyale.

Sumber : http://lomboknews.com/2007/10/03/legenda-putri-nyale-di-selatan-lombok-tengah/